Teknik Dasar Menggunakan DSLR (3) : Pengaturan ISO

5 November 2017

ISO merupakan ukuran kesensitifian sensor dimana Semakin tinggi nilai ISO maka semakin sensitif sensor dalam menangkap cahaya dan semakin tinggi pula niose yang dihasilkan serta sebaliknya semakin rendah nilai ISO maka semakin tidak sensitif sensor dalam menangkap cahaya namun semakin minim niose yang dihasilkan. ISO dalam fotografi merupakan salah satu hal penting terkait dengan pengaturan pencahayaan selain juga faktor lain seperti aperture dan ahutter speed. ISO merupakan kependekan dari International Organization of Standarization yang merupakan sebuah perusahaan yang khusus membuat standar berbagai macam produk. Saat ini terdapat berbagai macam kamera dengan ISO tinggi yang ditawarkan yakni pada kisaran ISO 50-26.000 atau lebih serta mempunyai kemampuan noise reduction yang baik, sehingga beberapa kekurangan ISO tinggi mulai dapat terkurangi. Settingan ISO tinggi akan mengakibatkan lebih banyak cahaya yang masuk sehingga gambar akan lebih terang, namun juga menimbulkan noise/grain yang cukup mengganggu. Sedangkan settingan ISO rendah akan menghasilkan gambar bebas noise, namun cahaya yang memasuki sensor akan lebih sedikit. Untuk memahami pencahayaan pada kamera tidaklah cukup hanya menguasai setting ISO saja, karena disana juga ada Shutter Speed dan Aperture yang juga berperan mengatur intensitas cahaya yang masuk ke sensor, sehingga gambar yang dihasilkan seimbang yakni tidak terlalu terang(over exposure) atau tidak terlalu gelap(under exposure).

Penggunaan ISO rendah

ISO rendah dapat kita gunakan saat situasi cukup cahaya seperti pada siang hari. Pada siang hari setting shutter speed dan aperture bebas kita utak atik karena cahaya yang memasuki sensor akan selalu mencukupi. Lain kondisi pada pagi hari saat matahari baru terbih atau sore hari saat matahari akan terbenam karena kondisi pencahayaan agak minim. Untuk fotografi landscape fotografer biasanya lebih menyukai ISO rendah seperti 100 dan bukaan aperture karena akan menghasilkan gambar yang jernih dan tajam pada semua sudut. Untuk menyiasatinya kita bisa menggunakan setting Shutter Speed lambat atau bahkan sangat lambat agar cahaya yang memasuki sensor lebih banyak. Shutter speed lambat akan snagat membutuhkan bantuan tripod untuk menjaga kamera dari getaran.

Skala ISO

ISO rendah atau sangat rendah seperti ISO 50 dalam kasus fotografi landscape biasanya memerlukan bantuan filter seperti polarizer atau neutral density untuk lebih menyaring cahaya memasuki sensor agar tidak over exposure. Penggunaan bukaan aperture sempit juga membantu mengurangi cahaya dalam jika digunakan pada siang hari, sehingga gambar yang didapatkan bisa tajam disemua area.

ISO 100 merupakan patokan ISO standar yang seringkali digunakan untuk banyak situasi dan berbagai subjek, seperti portrait, landscape, wedding, studio atau keperluan komersial.

Penggunaan ISO tinggi

Setting ISO tinggi biasanya digunakan dalam kondisi tertentu seperti :

– Event olah raga indoor karena subjek/atlit bergerak sangat cepat sehingga kita membutuhkan pencahayaan lebih.

– Konser musik  terutama saat malam hari dimana flash tidak diizinkan dan pencahayaan begitu minim.

– Pesta ulang tahun dimana saat meniup lilin lampu akan digelapkan yang menuntut kita untuk menggunakan ISO tinggi karena jika menggunakan Flash justru akan merusak pencahayaan

– Upacara atau kegiatan resmi saat dimana penggunaan flash tidak diijinkan sehingga untuk menyiasatinya perlu digunakan ISO tinggi.

– Fotografi malam  hari – Baik portrait saat dirasa background terlalu gelap bisa menggunakan ISO tinggi atau dalam kasus night landscape untuk lebih mempersingkat waktu shutter speed bisa menggunakan ISO lebih tinggi.

Untuk memotret objek bergerak pada malam hari/minim cahaya biasanya pengaturan aperture dan shutter speed saja tidak akan cukup, kita butuh menaikkan ISO misalnya untuk menjepret penyanyi yang sangat dinamis diatas panggung. Penggunaan Shutter speed diatas 1/60 sudah tentu wajib untuk membekukan gambar. Nah, untuk membantu cahaya masuk lebih banyak kita harus menaikkan ISO sehingga gambar yang dihasilkan akan lebih terang. Hal ini tentu berbeda dengan memotret gedung/benda tidak bergerak disituasi yang minim cahaya, karena kita dapat menggunakan bantuan shutter speed kecepatan rendah dan aperture lebar untuk mendapatkan pencahayaan lebih.

Settingan ISO yang bisa dipakai untuk menghasilkan gambar yang tajam dan bebas noise adalah 100(terendah), namun kadangkala menghasilkan gambar yang kurang baik dalam kondisi  minim cahaya seperti pemotretan yang dilakukan pada malam hari memerlukan setting ISO tinggi sehingga niose tidak dapat dihindarkan.

Misalnya peningkatan ISO dari 100 ke 200, maka anda bisa menggunakan shutter speed 2x lebih cepat utuk menghasilkan eksposur yang sama pada ISO 100. Beberapa kamera keluaran terbaru telah menawarkan kamera dengan pilihan “L” yakni Low ISO dengan ISO 50 yang biasanya sangat disukai untuk menghasilkan gambar landscape/pemandangan yang sangat baik yaitu tajam disemua sudut. ISO dapat diatur dalam satuan satu stop, dua stop dan 1/3 stop namun juga ada fitur auto ISO yang memudahkan fotorgafer untuk mengambil gambar tanpa tripod. Pada beberapa tipe kamera ISO tertinggi kadang tidak ditampilkan, kita dapat menggunakan fitur noise expansion untuk dapat menggunakan ISO tetinggi, hal ini dibuat mungkin untuk menghindari Noise terlalu tinggi pada mereka yang awam dalam penggunaan DSLR.

Meskipun dalam ulasan di atas dibahas tentang efek negatif ISO tinggi, namun pada beberapa kasus noise tersebut justru dicari untuk menguatkan efek tertentu. ISO tinggi seperti 1600, 3200 atau bahkan 6400 sering digunakan pada gambar black and white dimana kesan “jadul” bisa lebih menonjol. Namun bukan berarti ISO tinggi otomatis akan lebih artistik karena gambar black and white juga perlu dipelajari lebih jauh, bukan hanya aspek ISO, karena kontras dan komposisi serta hal-hal lain juga sangat mempengaruhi.

 

Tipe Noise

Ada dua jenis Noise yang dihasilkan oleh gambar digital yakni Chromatic Noise dan Luminance Noise.

Chromatic Noise merupakan warna bias/warna warni seperti pelangi dimana noise ini lebih mudah dihilangkan dengan tetap menjaga kualitas gambar. Noise ini banyak dihasilkan dari kamera-kamera jadul dan semakin modern kamera maka noise ini cenderung menurun.

Luminance noise merupakan noise yang ditimbulkan oleh kecerahan yang acak antara setiap pixel. Noise jenis ini lebih sulit dihilangkan dan menguranginya akan berpengaruh terhadap kualitas gambar.

 

http://askthephotographer.com/2014/02/memahami-iso-lebih-jauh/

 

Article Categories:
Materi Sekolah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *